Didirikan pada tahun 2015 oleh pengusaha visioner, Bapak Adetonah, MMS A Group telah berkembang menjadi simbol keunggulan dan inovasi di berbagai sektor strategis. Dengan reputasinya sebagai salah satu pebisnis terkemuka, Bapak Adetonah telah membangun sebuah imperium bisnis yang mengesankan melalui keberhasilan di bidang properti industri, produksi barang pertanian premium, dan perdagangan internasional. Visi yang dinamis ini telah mengukuhkan posisi MMS A Group sebagai pemimpin pasar, khususnya di kawasan Afrika Barat.

Shea butter, sering disebut sebagai "emas perempuan," telah menjadi simbol harapan bagi produsen kecil dan koperasi pertanian di seluruh Afrika Barat. Seiring dengan meningkatnya permintaan global akan produk alami, berkelanjutan, dan bersumber secara etis, shea butter menawarkan peluang unik bagi komunitas lokal untuk tidak hanya berpartisipasi dalam ekonomi global tetapi juga mendorong pembangunan berkelanjutan. Artikel ini mengeksplorasi strategi terbukti dan wawasan praktis bagi produsen shea butter Afrika Barat untuk mengoptimalkan potensi mereka di pasar internasional. Melalui kisah sukses nyata, kami akan mengungkap bagaimana kualitas, inovasi, dan kolaborasi dapat mengubah tantangan menjadi peluang, memberdayakan produsen untuk berkembang sambil melestarikan warisan budaya dan sumber daya alam mereka.

Biji wijen kami ditanam di tanah subur yang diterangi sinar matahari Sahel, kawasan yang dikenal menghasilkan produk agrikultur terbaik di dunia. Setiap biji dipanen, dibersihkan, dan diproses dengan teliti untuk memastikan memenuhi standar kualitas ketat kami. Dengan tingkat kemurnian 99,99%, kandungan air 5%, kandungan minyak 52%, dan hanya 2% FFA (Free Fatty Acids), wijen kami adalah bahan premium yang memberikan performa luar biasa di berbagai aplikasi.

Meskipun Afrika Timur dan Amerika Latin sering dianggap sebagai pemimpin produksi kopi, Afrika Barat, khususnya negara-negara seperti Côte d'Ivoire, Guinea, Sierra Leone, Liberia, dan Togo, memiliki fondasi yang diperlukan untuk meningkatkan produksinya secara signifikan. Côte d'Ivoire, dengan produksi tahunan 1 hingga 2 juta karung, sudah menjadi pemimpin regional. Namun, negara ini dan tetangganya masih memiliki potensi lebih besar. Saat ini, Afrika Barat memproduksi sekitar 2 hingga 3 juta karung per tahun, yang hanya sebagian kecil dari produksi global. Hal ini menunjukkan peluang besar yang dapat dimanfaatkan kawasan ini.

Permintaan biji wijen putih yang terus meningkat di pasar internasional seperti Korea Selatan, Cina, Jepang, dan India menciptakan peluang besar bagi petani dan pemangku kepentingan agribisnis di Afrika Barat. Untuk memanfaatkan peluang ini dan memaksimalkan potensi ekspor, perusahaan agribisnis dan koperasi pertanian dapat menerapkan strategi berikut: